Alkisah diceritakan ada
seorang anak kecil yang sedang melakukan pengembaraan untuk menuntut ilmu.
Sebelum anak tersebut berangkat melakukan pengembaraan, ibunya berpesan “Wahai
anakku, janganlah engkau sekali-kali berkata dusta sebab kejujuran akan membawa
dirimu pada keselamatan walaupun kejujuran yang kamu lakukan itu kalihatannya
akan membawa pada kebinasaan”. Kemudian sang ibu memberi anak tersebut bekal
uang sebesar seratus dirham.
Anak itu kemudian
berangkat melewati padang pasir. Saat ditengah-tengah perjalanan, datang
sekelompok perampok. Sekelompok perampok bertanya kepada anak kecil tersebut “Wahai
anak kecil, apakah engkau membawa uang?”. Dan anak kecil tersebut menjawab
kepada perampok “Iya aku membawa uang”.
Sekelompok perampok
merasa heran dengan jawaban anak kecil tersebut, sebab setiap orang yang
ditemui oleh sekelompok perampok ini bila ditanya selalu menjawab tidak membawa
atau memiliki uang dan mereka selalu menyembunyikannya dari pada kumpulan
perampok ini.
Para perampok pun
akhirnya tertawa dan berkata kepada anak kecil tersebut “Wahai anak kecil,
apakah engkau hanya ingin mengolok-olok kami?”.Anak kecil tersebut menjawab “Tidak,
aku tidak mengolok-olok kalian, aku sungguhan bahwa aku benar-benar membawa
sejumlah uang”.
Karena merasa
diolok-olok anak kecil tersebut, maka kelompok perampok ini membawa anak kecil
tersebut ke pimpinannya. Pimpinan perampok bertanya kepada anak kecil tersebut “Wahai
anak kecil, kenapa kamu berdusta kepada kami dengan mengaku memiliki uang?”.
Anak kecil tersebut menjawab “Sungguh aku tidak pernah berdusta kepada kalian,
sunggu benar aku memiliki sejumlah uang, ini uangku” kata anak kecil tersebut
sambil mengeluarkan uang saku pemberian ibunya sebesar seratus dirham.
Pemimpin perompok
berkata “Nak, kenapa kamu berani berkata jujur? Apakah kamu tidak takut uangmu
kami rampas?”. Anak kecil tersebut menjawab “Sesungguhnya ibuku telah berpesan
kepadaku agar aku selalu berkata jujur walaupun apa yang terjadi dan tidak
boleh berdusta kepada siapapun, sungguh aku tidak berani melanggar nasehat dari
ibuku”.
Mendengar jawaban anak
kecil tersebut, sang pemimpin perampok kagum dengan anak kecil tersebut dan menangis
seraya berkata “Kamu merasa takut melanggar nasehat ibumu yang akan marah jika
kamu berdusta, tetapi aku selama ini tidak merasa takut jika Allah SWT akan
murka terhadapku akibat kedhalimanku. Wahai anakku, sunguh kamu telah
memberikan pembelajaran terhadap ku yang sangat keras”.
Akhirnya sang pemimpin
dan anak buahnya bertaubat kepada Allah SWT berkat kejujuran dari sang anak
kecil yang mereka temui tersebut.
Ijin sher
ReplyDelete