Kisah Pemuda Pembunuh 100 Jiwa dan Taubatnya Diterima

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim mengisahkan bahwa dahulu kala ada seoarang pemuda yang telah pembunuh 99 jiwa manusia.

Pemuda ini telah berumuran darah, dari jari jemarinya, pakaiannya dan pedangnya semua masih basah terkena darah.

Pemuda yang telah berlumuran darah ini sadar akan dosa besar yang telah diperbuatnya dan dia pun menyadari akan kesalahannya.

Maka keluarlah pemuda tersebut dengan pakaian yang masih penuh dengan darah. Dia datang bagaikan orang yang sedang mabuk, gelisah serta ketakutan seraya bertanya kepada semua orang yang ditemuinya “Apakah dosa-dosaku ini masih dapat diampuni?”

Orang-orang yang dia temui berkata “kami akan menunjukkan kepadamu seorang rahib, maka sebaiknya kamu bertanya kepadanya apakah dosa-dosa yang kamu perbuat masih dapat diampuni?”

Dia pun pergi untuk menemui rahib yang ditunjukkan oleh orang-orang yang dia tanyai. Rahib ini adalah seorang yang ahli agama yang berasal dari kalangan bani israil.

Dia melangkah dengan langkah yang cepat dengan diiringi rasa penyesalan yang mendalam terhadap apa yang telah dia lakukan.

Sesampainnya dikuil yang menjadi tempat tinggal rabib tersebut, pemuda tersebut pun mengetuk pintu kuil.

Pemuda masuk ke dalam kuil dengan pakaian yang masih penuh dengan darah sehingga membuat rahib kaget.

Si pemuda tersebut bertanya kepada rahib “wahai rahib ahli ibadah, aku telah membunuh 99 jiwa manusia, maka masih adakah jalan untukku untuk bartaubat?”

Si rahib menjawab “Wahai pemuda, tiada taubat bagimu”.

Mendengar jawaban rahib tersebut, pemuda pembunuh ini pun merasa kecewa dan putus asa. Di matanya terasa didunia ini sangatlah gelap, matanya mulai redup menandakan rasa kecewa yang sangat mendalam.

Akhirnya si pemuda pembunuh ini mengangkat pedang yang dia bawa dan membunuh rahib tersebut guna menggenapkan jiwa manusia yang telah dia bunuh yaitu genap 100 jiwa.

Selanjutnya dia keluar dan menemui orang-orang kembali guna menanyakan hal yang sama kepada mereka, karena si pemuda ini sangatlah ingin untuk bertaubat.

Pemuda bertanya kepada orang-orang yang dia temui “masih adakah jalan bagiku untuk bertaubat?”

Mereka menjawab “kami akan menunjukkan kepada mu seorang yang alim”.

Setelah ditunjukkan jalan menemui seorang yang alim tersebut, pergilah si pemuda pembunuh ke tempat orang yang alim tersebut.

Sesampainya pemuda pembunuh di tempat orang yang alim tersebut, orang alim itu menyambutnya dengan senyuman seraya bertanya “apakah keperluanmu datang kemari wahai pemuda?”

Pemuda pembunuh menjawab “aku telah menghilangkan 100 jiwa manusia, maka masih adakah jalan taubat bagiku?”

Orang alim tersebut balik bertanya “lalu siapakah yang akan menghalangi antara kamu dengan taubatmu dan siapakah yang akan mencegahmu dari melakukan tauabt? Pintu ampunan Allah sangatlah luas, maka bertaubatlah kamu dengan taubat yang sesungguhnya.”

Si pembuhuh berkata “aku mau bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah dengan dosa-dosa apa yang telah aku lakukan”.

Orang alim berkata “aku akan memohonkan ampunanmu kepada Allah dan semoga Allah ridho dengan taubatmu. Sesungguhnya kamu telah tinggal dikampung yang jahat, karena adakalanya keadaan kampung yang kamu tinggali akan memberikan pengaruh yang buruk bagimu dan penghuninya maka pergilah kamu dari kampung tersebut dan pergilah kamu menuju kampung yang baik”.

Orang alim pun menunjukkan jalan bagi pemuda pembunuh itu jalan menuju kampung yang baik. pemuda pun pergi menuju ke kampung yang baik dengan rasa penyesalan yang sangat besar.

Sebelum sesampainya pemuda tersebut di kampung yang dia tuju, si pembunuh ini meninggal ditengah perjalanannya.

Saat itu turun 2 malaikat yang merebutkan si pembunuh itu, satu malaikat ingin memasukkannya ke dalam neraka karena dia belum pernah melakukan kebaikan satu pun sedangkan malaikat satunya ingin memasukkaannya ke dalam surga karena dia ingin bertaubat dengan sesunguh-sungguhnya.

Karena perebutan tersebut, maka mengadulah kedua malaikat kepada Allah SWT. Allah SWT memberikan petunjuk bagi kedua malaikat ini untuk mengukur jarak antara kampung maksiat yang telah dia tinggali dengan kampung yang penuh rahmat yang dia akan tuju.

Maka kedua malaikat itu pun mengukur tempat si pemuda meninggal tersebut, dan ternyata pemuda pembunuh itu sudah dekat dengan kampung yang dia tuju sehingga pemuda pembunuh itupun dimasukkan ke dalam surga.

0 Response to "Kisah Pemuda Pembunuh 100 Jiwa dan Taubatnya Diterima"

Post a Comment